![]() |
Ketua Panitia Jalan Santai, Said Bachtiar saat dibawa petugas kepolisian untuk dimintai keterangan kerusuhan. Foto : Dedy |
Suaradiksi.com. Lhokseumawe – Kericuhan pada kegiatan jalan santai HUT RI ke-80 yang digelar Pemerintah Kota Lhokseumawe di Lapangan Hiraq, Minggu (31/8/2025), berbuntut panjang. Ketua panitia acara, Said Bachtiar, yang juga menjabat Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Lhokseumawe, dijemput aparat kepolisian usai kegiatan berakhir.
Kasat Reskrim Polres Lhokseumawe Iptu Yudha Prasetya beserta anggotanya terlihat membawa Said Bachtiar dari Koramil Banda Sakti setelah situasi mulai terkendali pasca kericuhan.
Kapolres Lhokseumawe AKBP Ahzan mengatakan bahwa pemanggilan tersebut dilakukan guna melakukan investigasi penyebab kericuhan.
"Kita akan melakukan investigasi, penyebabnya apa, ketidaksiapan dari panitia dan akan kami memintai keterangan serta kendala hingga terjadi kerusuhan,"kata AKBP Ahzan.
Diberitakan sebelumnya, Jalan santai yang digelar Pemerintah Kota Lhokseumawe dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-80 pada Minggu (31/8/2025) di Lapangan Hiraq berubah menjadi kericuhan.
Ribuan warga yang mengikuti kegiatan ini sejak pagi kecewa lantaran pembagian kupon undian berhadiah dinilai tidak teratur dan tidak sesuai dengan janji panitia.
Awalnya, kegiatan berlangsung meriah dan dihadirkan Wali Kota Lhokseumawe serta Forkopimda. Ribuan masyarakat dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, ibu rumah tangga, pekerja, hingga anak-anak, tumpah ruah di Lapangan Hiraq. Namun, suasana yang penuh suka cita itu seketika berubah kacau saat memasuki tahapan pembagian kupon undian.
Panitia sebelumnya mengumumkan kupon akan dibagikan di sejumlah pos sepanjang rute jalan santai, salah satunya di depan kantor Bupati Aceh Utara lama. Namun kenyataannya, menurut banyak peserta, tidak ada kupon yang dibagikan di pos-pos tersebut. Akibatnya, massa menumpuk di Lapangan Hiraq, saling berdesakan demi mendapatkan kupon undian.
Kericuhan pun tak terhindarkan. Sejumlah peserta, termasuk anak-anak, jatuh pingsan akibat terhimpit dalam kerumunan. Panik, warga sekitar dan peserta lainnya segera menolong dengan memberikan air minum dan membawa korban keluar dari kerumunan.
Kekecewaan warga semakin memuncak ketika pembagian kupon dianggap tidak transparan. Massa yang sudah terlanjur marah kemudian memaksa masuk ke area panggung utama. Bahkan sebagian peserta langsung meraih hadiah undian yang dipajang tanpa menunggu proses pengundian resmi. “Kalau panitia tidak bisa mengatur, lebih baik hadiahnya langsung kami ambil saja,” teriak seorang peserta di tengah kericuhan.
Sejumlah warga menilai panitia gagal mengantisipasi lonjakan peserta. Tidak adanya sistem pembagian kupon yang jelas membuat suasana semakin sulit dikendalikan. “Acara sebesar ini harusnya dipersiapkan dengan matang. Jangan sampai masyarakat kecewa. Apalagi ada korban anak-anak yang jatuh pingsan,” ujar salah seorang peserta dengan nada kesal.