![]() |
Safrida |
Suaradiksi.com. Aceh Utara – Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terus menjadi harapan banyak keluarga di Indonesia. Salah satunya dirasakan oleh Safrida (45), warga Cot Girek, Aceh Utara, yang kini setia mendampingi buah hatinya, Muhammad Syakir Zhafran (2), menjalani transfusi darah rutin akibat penyakit thalasemia yang diderita sejak usia satu tahun.
Momen haru terlihat saat Safrida memandangi putranya terbaring lemah di ranjang RSUD Cut Meutia, Aceh Utara, Selasa (12/08). Beruntung, seluruh biaya pengobatan sang anak ditanggung sepenuhnya oleh Program JKN.
“Waktu Syakir umur delapan bulan dia sering sekali demam, batuk, pilek, dan wajahnya pucat. Setelah dirawat dan dicek darah, HB-nya sangat rendah. Setelah pemeriksaan lanjutan, dokter menyatakan anak saya thalasemia,” ujar Safrida, Selasa 19 Agustus 2025.
Thalasemia merupakan penyakit kelainan genetika yang mengganggu produksi sel darah merah. Penderitanya harus menjalani transfusi darah secara rutin seumur hidup untuk bertahan. Menyadari biaya pengobatan yang besar, Safrida sempat merasa putus asa.
“Saya sempat sangat takut karena biaya pengobatannya pasti mahal sekali. Saya hanya ibu rumah tangga, suami saya kerja sebagai petani dan buruh. Kami tidak sanggup kalau harus membayar sendiri,” tuturnya.
Karena itu, Safrida sangat bersyukur keluarganya terdaftar sebagai peserta JKN segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI). Seluruh biaya terapi transfusi darah anaknya kini sepenuhnya ditanggung BPJS Kesehatan.
“Syakir transfusi darah dua kali sebulan. Alhamdulillah semua tertanggung. Walaupun kami peserta PBI, pelayanan rumah sakit tetap baik, tidak pernah dibeda-bedakan,” kata Safrida penuh haru.
Ia pun memberikan apresiasi kepada BPJS Kesehatan karena telah menghadirkan akses layanan kesehatan yang sangat membantu keluarga dengan penyakit kronis seperti thalasemia. Safrida berharap program ini terus berlanjut dan semakin diperbaiki kualitasnya.
“Saya hanya berharap BPJS Kesehatan tetap ada dan makin baik. Kalau bukan karena BPJS, saya tidak tahu bagaimana saya bisa membiayai pengobatan anak saya. Berkat JKN, saya bisa fokus menjaga Syakir tanpa harus pusing mikirin biaya. Ini benar-benar jadi penyelamat bagi keluarga kami,” tutupnya.