Suaradiksi.com. Jakarta – Anggota DPD RI asal Aceh, H. Sudirman atau yang akrab disapa Haji Uma, mengutuk keras tindakan kekerasan brutal yang menewaskan seorang pemuda asal Aceh bernama Arjun (21) di Masjid Agung Sibolga, Sumatera Utara. Korban diduga menjadi korban penganiayaan hingga meninggal dunia setelah diseret dan dianiaya sejumlah orang di area masjid.
“Kita mengutuk keras atas peristiwa tragis yang menimpa saudara Arjun, seorang anak muda asal Simeulue yang meninggal dunia akibat penyiksaan dan kekerasan brutal di Kota Sibolga. Ini adalah tindakan biadab yang mencoreng kesucian rumah ibadah,” ujar Haji Uma, Senin (4/11/2025).
Setelah menerima kabar duka tersebut, Haji Uma segera berkoordinasi dengan DPD RI Perwakilan Sumatera Utara, Dedi Iskandar Batubara, untuk memperoleh informasi dan kontak perwakilan setempat. Dari hasil komunikasi, diperoleh keterangan dari sejumlah ormas keagamaan di Sibolga yang membenarkan adanya tindakan kekerasan hingga pembunuhan terhadap korban yang saat itu tengah beristirahat di teras masjid.
Haji Uma juga telah berkoordinasi dengan Wakil Ketua DPRD Kota Sibolga, Jamil Z. Simauri, yang turut mengonfirmasi kejadian tersebut. Berdasarkan informasi, korban Arjun merupakan warga asal Simeulue yang malam itu beristirahat di masjid karena hendak melaut keesokan harinya.
Kronologi kejadian
Pada malam kejadian, korban sempat membeli nasi goreng di sekitar masjid dan meminta izin kepada penjual untuk menumpang tidur di teras. Namun tak lama kemudian, seorang penjual sate datang dan melarang korban tidur di lokasi tersebut. Terjadi adu kata, hingga penjual sate diduga melaporkan hal itu kepada sekelompok pemuda.
Tak berselang lama, lima pemuda datang ke masjid dan memaksa Arjun pergi. Karena menolak, korban kemudian dianiaya secara brutal. Ia diseret hingga kepalanya terbentur tangga masjid dan dipukul bertubi-tubi, termasuk menggunakan batok kelapa hingga wajahnya mengalami luka parah.
“Peristiwa ini bukan hanya tindakan kekerasan, tetapi juga penghinaan terhadap nilai kemanusiaan dan kesucian tempat ibadah. Masjid seharusnya menjadi tempat perlindungan, bukan lokasi pertumpahan darah,” tegas Haji Uma.
Ia mendesak aparat kepolisian, khususnya Kapolres Sibolga, untuk mengusut tuntas kasus ini serta menindak seluruh pelaku secara tegas dan transparan. Berdasarkan informasi terakhir, empat orang pelaku telah diamankan, sementara satu lainnya masih dalam pengejaran.
Haji Uma juga mengapresiasi langkah cepat pimpinan DPRD Sibolga dan Polres Sibolga yang telah berkoordinasi untuk mempercepat penanganan kasus tersebut. Menurutnya, hal ini menunjukkan komitmen bersama dalam menegakkan keadilan bagi korban.
“Kami akan mengawal kasus ini agar proses hukum berjalan transparan dan keluarga korban mendapatkan keadilan. Kami juga berharap Kapolda Sumatera Utara, Polres Sibolga, dan Pemerintah Daerah turut berpartisipasi aktif agar tidak timbul spekulasi atau ketegangan antarwilayah, serta hubungan baik antara masyarakat Aceh dan Sumatera Utara tetap terjaga,” tambahnya.
Di akhir pernyataannya, Haji Uma menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban.
“Semoga almarhum Arjun mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan serta ketabahan dalam menghadapi musibah ini.”


