![]() |
Masjid Islamic Center Lhokseumawe - foto ig @azwar_ipank |
Suaradiksi.com. Lhokseumawe – Megah dan kokoh, Masjid Agung Islamic Center Lhokseumawe berdiri sebagai salah satu ikon kebanggaan masyarakat Aceh. Namun, di balik keindahan arsitekturnya, kenyamanan jamaah justru terganggu oleh terbatasnya fasilitas wudhu dan kamar mandi.
Proyek rehabilitasi yang diharapkan menjadi solusi justru berujung pada kekecewaan, karena hingga kini belum juga rampung.
Proyek yang menelan anggaran sebesar Rp 1,4 miliar ini seharusnya selesai pada akhir tahun 2024. Namun kenyataan berkata lain. Jamaah yang setiap hari mengunjungi masjid harus menghadapi keterbatasan fasilitas yang seharusnya menjadi bagian tak terpisahkan dari rumah ibadah sebesar ini.
![]() |
Lokasi menuju tempat wudhu terlihat jorok |
Bagi jamaah yang rutin menunaikan ibadah di masjid ini, ketersediaan tempat wudhu dan kamar mandi bukan sekedar fasilitas tambahan, melainkan kebutuhan utama. Reza, seorang warga Lhokseumawe, mengungkapkan betapa sulitnya mendapatkan akses ke tempat wudhu, terutama saat salat Jumat.
"Memang ada tempat wudhu dan WC di lantai atas dan bawah, tapi jumlahnya sangat terbatas. Saat menjelang salat Jumat, antrean panjang tak terhindarkan. Banyak jamaah yang kebingungan mencari tempat wudhu yang bisa digunakan,"keluhnya, Jumat (31/1/2025).
![]() |
Toilet tanpa ember dan gayung |
Reza menuturkan bahwa pada Jumat (24/1/2025) lalu, beberapa fasilitas wudhu dan WC sempat dibuka untuk jamaah. Namun, harapan segera berganti kekecewaan saat melihat banyak toilet yang masih belum dapat digunakan.
"Saya benar-benar kecewa. Saat mau wudhu sebelum salat Jumat, ternyata banyak WC yang masih terkunci. Yang sudah dibuka pun tidak memiliki ember dan gayung untuk menampung air,"tambahnya dengan nada kecewa.
![]() |
Tempat buang air kecil pria yang tampak kotor |
Sebagai masjid termegah di Lhokseumawe, Islamic Center bukan hanya menjadi tempat ibadah bagi warga lokal, tetapi juga destinasi religi yang kerap dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah. Sayangnya, kondisi fasilitas yang kurang memadai menciptakan ironi di tengah kemegahan bangunan masjid.
"Seharusnya proyek ini diselesaikan dengan serius. Jangan biarkan masjid sebesar ini memiliki fasilitas wudhu yang tidak layak. Ini bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga soal kemudahan ibadah bagi ribuan jamaah setiap harinya,"tegas Reza.
Reza berharap Pemerintah Kota Lhokseumawe, khususnya Dinas PUPR dan pihak rekanan proyek, lebih transparan dan bertanggung jawab dalam penyelesaian rehabilitasi ini. Jamaah tak butuh janji, mereka butuh kepastian.
Sementara itu, pihak Dinas PUPR Kota Lhokseumawe, memilih untuk bungkam saat wartawan suaradiksi.com berupaya mengonfirmasi terkait proyek rehabilitasi tempat wudhu. Hal ini terlihat dari pesan WhatsApp dan telepon yang tidak mendapatkan respons.
Di tengah kemegahan Masjid Islamic Center, jamaah masih bertanya-tanya: kapan fasilitas wudhu yang layak benar-benar bisa mereka gunakan? Semoga harapan itu tidak terus-menerus menggantung tanpa kepastian.
Penulis: Dedy Syahputra